Gambaran Umum
Sinusitis merupakan kondisi radang pada mukosa sinus paranasal yang dapat memengaruhi sinus maksila, etmoid, frontal, dan sphenoid. Klasifikasi sinusitis didasarkan pada tingkat keparahan dan durasinya, terbagi menjadi akut, sub-akut, kronik, dan rekuren. Meskipun data epidemiologi khusus tentang sinusitis masih kurang, prevalensi infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) mencapai 9,3% menurut Riset Kesehatan Dasar 2018 di Indonesia.
Etiologi dan Faktor Risiko
Infeksi kuman merupakan penyebab umum sinusitis, dengan faktor risiko seperti kebiasaan merokok, aktivitas renang, polip hidung, dan rinitis alergi. Kelainan struktural saluran hidung seperti polip hidung atau deviasi septum juga dapat meningkatkan risiko sinusitis.
Patologi Gerak dan Fungsi
Sinusitis melibatkan penyempitan ostia sinus dan disfungsi organ mukosiliar, mengakibatkan obstruksi aliran udara dan kesulitan dalam membersihkan saluran pernapasan.
Pemeriksaan oleh Fisioterapi
Melalui anamnesis, fisioterapis dapat mengidentifikasi gejala seperti pilek, hidung tersumbat, dan nyeri wajah. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi dan palpasi untuk menemukan tanda-tanda seperti edema, produksi mukus, dan nyeri tekan pada area sinus.
Pemeriksaan Penunjang dan Diagnosa
Foto rontgen disarankan jika tidak terjadi perbaikan setelah dua minggu terapi. Diagnosa sinusitis didasarkan pada inflamasi sinus, nyeri wajah, dan kesulitan bernafas.
Intervensi Fisioterapi
Metode intervensi meliputi teknik pemijatan seperti suboccipital release dan manual drainage sinus, serta terapi ultrasound dan short wave diathermy untuk mengurangi peradangan dan meningkatkan fungsi sinus.
Edukasi dan Evaluasi
Pasien diberikan edukasi tentang penghentian merokok, penghindaran alergen, dan cara membersihkan hidung dengan air garam. Evaluasi hasil terapi dilakukan melalui skala nyeri dan pengukuran tekanan pada area sinus.
Dokumentasi dan Kepustakaan
Dokumentasi perkembangan pasien dilakukan menggunakan formulir SOAP. Terapi fisioterapi sinusitis didukung oleh penelitian-penelitian terkini seperti yang dilakukan oleh Leung dan Katial (2008), Ansari et al. (2019), serta studi-studi lainnya yang menyoroti efikasi terapi fisioterapi dalam penanganan sinusitis.
Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai sinusitis dan intervensi yang tepat, diharapkan masyarakat dapat mengatasi kondisi ini dengan lebih efektif dan memperbaiki kualitas hidup mereka.